Menu
|HOME |
MATERI |
DOWNLOAD |
LATIHAN SOAL|
Kelarutan dan Hasil kali Kelarutan (Ksp)
A. Kelarutan
Kelarutan ( s = solubility ) adalah jumlah
maksimum suatu zat yang dapat larut dalam pelarut tertentu. Satuan kelarutan
biasanya dinyatakan dalam gram/Liter atau mol/Liter.
B. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Larutan
Minuman karbonasi, seperti coca cola dan sprite,
mengandung senyawa bikarbonat yang dalam air membentuk gas CO2
terlarut. Ketika tutup botol dibuka, gas ini akan keluar. Ikan dapat hidup di
air, karena gas O2 di udara dapat larut ke dalam air. Kelarutan gas
CO2 dan O2 dalam air berbeda, karena bergantung pada
sifat gas/zat yang terlarut.
Kelarutan adalah pengukuran jumlah maksimum zat yang
dapat larut dalam jumlah tertentu pelarut pada tekanan dan temperatur tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan meliputi,
1.
sifat
zat terlarut dan pelarut,
2.
temperatur,
dan
3.
tekanan.
Diberikan suatu demontrasi pelarutan tembaga(II) sulfat
ke dalam air. Tampak semua zat terlarut bercampur menjadi satu fase, dikatakan
larutan belum jenuh. Ditambahkan lagi satu sendok zat terlarut, diaduk dan
terdapatlah sisa padatan. Berarti larutan itu telah jenuh.
Kemudian larutan dipanaskan di atas api, beberapa saat
ditambahkan lagi zat terlarut. Ternyata semuanya dapat larut, berarti larutan
itu belum jenuh. Suatu saat tampak sedikit padatan di dasar gelas kimia. Ini
berarti bahwa larutan telah mencapai jenuh. Dalam air panas, jumlah zat
terlarut makin banyak.
Ketika api dimatikan, kemudian larutan jenuh kedua
yang panas itu disaring dan dipindahkan ke dalam gelas kimia lain. Di atas
kertas saring terdapat kristal zat terlarut. Ini menunjukkan bahwa dalam
keadaan dingin kelarutan zat kembali seperti awal.
C. Kesetimbangan Larutan
Kesetimbangan kelarutan adalah sistem kesetimbangan yang
menyangkut kelarutan zat-zat elektrolit yang sukar larut. Zat elektrolit yang
sukar larut ini meliputi senyawa-senyawa garam dan basa. Senyawa-senyawa ini
ketika dilarutkan ke dalam air, sangat sukar larut. Zat yang dapat larut dalam
air membentuk ion-ion. Sisa zat yang tidak larut dan ion-ion yang berada di
larutan berada dalam keadaan setimbang yang dikenal sebagai kesetimbangan
kelarutan.
Contoh
suatu kesetimbangan kelarutan dari garam barium sulfat, BaSO4 dalam
air.
BaSO4(s)
↔ Ba2+(aq) + SO42-(aq)
Jika jumlah air diperbanyak, jumlah garam yang larut
makin banyak pula. Dikatakan kesetimbangan bergeser ke kanan. Seberapapun
banyaknya jumlah air yang ditambahkan, jumlah garam yang dapat larut tetap
terbatas. Batas kemampuan larut atau daya larut ini dinamakan kelarutan atau
solubilitas (solubility). Tetapan atau konstanta kesetimbangan kelarutan atau
hasil kali kelarutan (Constant solubility product) diberi simbol Ksp. Ungkapan
harga Ksp dari garam di atas adalah:
Ksp
BaSO4 = [Ba2+] [SO42-]
Kelarutan BaSO4 dalam air adalah 3,9 x 10-5
mol/L pada 1 atm. 25oC . Berarti dalam 1,0 L larutan, BaSO4
yang dapat larut hanya sebesar 3,9 x 10-5 mol. Harga Ksp dari BaSO4
pada 1 atm. 25oC dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas.
Ksp
BaSO4 = (3,9 x 10-5) (3,9 x 10-5) = 1,2 x 10-9.
Suatu larutan jenuh adalah suatu larutan yang zat
terlarutnya telah mencapai jumlah batas larut. Artinya, larutan itu sudah tidak
mampu lagi menampung zat terlarut. Bagaimana cara mengetahui bahwa suatu
larutan telah mencapai keadaan jenuh? Ketika kita melarutkan suatu zat,
kemudian zat itu semua dapat larut, kita tambahkan lagi zat itu. Namun ketika
diaduk-aduk, terdapat sejumlah zat yang tak dapat larut. Ini menunjukkan
larutan itu sudah jenuh.
Larutan
jenuh merupakan suatu kesetimbangan dinamis. Sebagai contoh, garam dapur NaCl
dilarutkan ke dalam air.
NaCl(s)
+ air → Na+(aq) + Cl-(aq)
Masing-masing ion di atas mengalami hidrasi, yaitu
ion-ion Na+ dikelilingi molekul-molekul air, dan ion-ion Cl-
juga dikelilingi molekul-moleku air. Oleh sebab itu, penulisan rumus ion-ion di
atas wujudnya ditulis degan tanda (aq), menunjukkan bahwa air sebagai pelarut
yang membawa ion-ion itu larut dan bercampur homogen dengan air. Ion-ion yang
terhidrasi dapat bergerak bebas dalam larutan. Namun dalam larutan yang jenuh,
gerakan itu terbatas. Pada larutan jenuh ini, setiap saat terjadi tumbukan
antara ion-ion yang terhidrasi dengan zat padat yang tidak dapat larut. Setiap
satu ion Na+ yang terhidrat membentur zat padat, molekul air
melepaskan ion itu bersatu kembali dengan adatan NaCl. Pada saat yang sama, ion
Na+ yang yang bergerak menuju ke air dan ditarik olek kutub
negatifnya, terbentuklah ion terhidrat. Hal ini juga terjadi pada ion khlorida.
D. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
Perak kromat Ag2CrO4
merupakan contoh garam yang sangat sukar larut dalam air. Jika kita memasukan
sedikit saja kristal garam itu ke dalam segelas air kemudian diaduk, kita akan
melihat bahwa sebagia besar dari garam itu tidak larut (mengendap didasar
gelas) larutan perak kromat mudah sekali jenuh. Apakah setelah mencapai keadaan
jenuh proses melarut berhenti? Ternyata tidak. Melali percobaan telah diketahui
bahwa dalam larutan jenuh tetap terjadi proses melarut, tetapi pada saat yang
sama terjadi pula proses pengkristalan dengan laju yang sama. Dengan kata lain,
dalam keadaan jenuh terdapat kesetimbagan antara zat padat tak larut dengan
larutanya.
Kesetimbangan dalam
larutan jenuh perak kromat adalah :
Ag2CrO4
(s) ⇄
2Ag+(aq) + CrO42-(aq)
Dari reaksi tersebut
data ditentukan persamaan tetapan keseimbangan Ag2CrO4 yaitu
:
Tetapan
keseimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang sedikit larut
disebut tetapan hasilkali kelarutan (solubility product constant) yang
dinyatakan dengan lambang Ksp.
Karena
[Ag2CrO4] konstan, maka kita dapat menuliskan persamaan
tetapan hasil kali kelarutan untuk Ag2CrO4, yaitu :
Secara
umum , persamaan keseimbangan larutan garam AxBy dengan kelarutan s adalah:AxBy(s)
⇄
XAy+(aq) + YBx-(aq)
Maka
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
karena [AxBy] konstan
Keterangan
:
X
dan Y adalah koefisien
x-
dan y+ adalah muatan dari ion A dan B
E. Pengaruh pH
Jika konsentrasi ion H+ atau OH-
berubah, maka pH juga akan berubah. Selain itu, pH mempengaruhi tingkat
larutnya berbagai zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang
bersifat asam, dan sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat
basa.
Pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larutPada
umumnya basa mudah larut dalam larutan asam, tetapi sebaliknya akan sukar larut
dalam larutan basa.
Jika ke dalam larutan basa ditambahkan asam, maka
konsentrasi ion H+ akan bertambah dan konsentrasi ion OH-
akan berkurang. Jika ion OH- berkurang maka kelarutannya juga akan
berkurang. Jika larutan ditambahkan basa, maka konsentasi OH- akan
bertambah sehingga kelarutannya juga akan bertambah. Pengaruh pH terhadap garam
yang sukar larut Barium karbonat (BaCO3) merupakan salah satu
endapan yang sukar larut dalam air, tetapi jika ditambahkan asam klorida (HCl)
kepada larutan yang mengandung endapan BaCO3, maka keseimbangan
berikut ini akan terjadi dalam larutan:
Mula-mula BaCO3 terurai menjadi ion-ionnya :
BaCO3(s) ⇄
Ba2+(aq) + CO32-(aq)
Ketika ditambahkan asam klorida, maka akan terjadi reaksi
antara ion H+ dari HCL dengan ion CO3- dari BaCO3.
H+(aq) + CO32-(aq) ⇄ HCO3-(aq)
HCO3- yang terbentuk secara berkelanjutan
bereaksi dengan ion H+ lagi sehingga terbentuk H2CO3
yang tidak stabil dan terurai menjadi H2O dan CO2.
H+(aq) + HCO3-(aq) ⇄ H2CO3(aq)
⇄ H2O(l)
+ CO2(g)
Keseimbangan-keseimbangan pada reaksi di atas dapat
dinyatakan dengan hasilkali kelarutan.
Ksp = [Ba2+][CO32-] =
8,1.10-9
Harga tetapan ion asam karbonat ada 2 yang diturunkan
dari reaksi ion :
H2CO3(aq) ⇄ H+(aq) + HCO3-(aq)
HCO3-(aq) ⇄
H+(aq) + CO32-(aq)
Sehingga :
K1 = [H+][CO32-] = 5,61.
10-11 dan K2 = [H+][HCO3-] = 4,31. 10-7
[HCO3-] [H2CO3]Oleh
karena harga K yang rendah dari kedua tetapan ion asam karbonat, maka ion
hydrogen akan segera bergabung dengan ion karbonat yang terdapat dalam larutan
(hasil peruraian BaCO3) dengan mula-mula terbentuk in hydrogen
karbonat kemudian membentuk asam karbonat yang pada akhirnya akan terurai
menjadi air dan gas karbondioksida yang biasanya keluar dari system. Jika ion H+
yang ditambahkan cukup banyak, maka keseimbangan akan bergeser kearah kanan dan
akhirnya BaCO3 terurai dan melarut.
F. Pengaruh Ion Senama
Kesetimbangan kelarutan garam perak yodida, AgI
dapat dituliskan sebagai berikut:
AgI(s) ↔ Ag+(aq) + I-(aq)
Ungkapan Ksp dari AgI dapat dirumuskan sebagai:
Ksp AgI = [Ag+] [I-]
Hubungan antara Ksp AgI dengan kelarutan AgI dalam
air adalah:
Ksp AgI = s M x s M = s2 M2
Simbol s adalah kelarutan dari AgI dengan satuan
molar (M = mol/L).
Garam AgI sukar larut dalam air. Apabila ke dalam
kesetimbangan kelarutan AgI ini ditambahkan larutan natrium yodida, NaI maka
ion-ion yodida dalam larutan bertambah banyak. Konsentrasi ion yodida yang
meningkat ini mempengaruhi kesetimbangan kelarutan dari AgI, karena ion yodida
merupakan ion senama/sejenis. Menurut azas Le Chatelier, apabila konsentrasi
salah satu ion diperbesar, maka kesetimbangan bergeser ke arah lawan, yaitu
konsentrasi yang diperbesar menjadi sekecil mungkin. Berarti kesetimbangan ini
bergeser ke kiri, yaitu endapan AgI bertambah, sedang [Ag+]
berkurang. Konsentrasi ion perak yang baru ini menunjukkan kelarutan AgI yang
baru, yaitu kelarutan AgI dalam ion senama.
Jika kelarutan awal dan kelarutan baru
dibandingkan, maka kelarutan AgI dalam ion senama (baru) lebih kecil dari
kelarutan AgI dalam air.
Berikut adalah beberapa contoh reaksi yang
melibatkan adanya ion senama.
a.
Pembentukan
garam - garam
Contoh : Kelarutan CaCO3(s) dalam air yang berisi CO2
lebih besar daripada dalamair.
CaCO3 (s) + H2O(l) + CO2(g) → Ca(HCO3)2(aq)
CaCO3 (s) + H2O(l) + CO2(g) → Ca(HCO3)2(aq)
Larut
b.
Reaksi
antara basa amfoter dengan basa kuat
Contoh : Kelarutan Al(OH)3 dalam KOH lebih besar
daripada kelarutan Al(OH)3 dalam air.
Al(OH)3(s) + KOH(aq) → KAlO2 (aq) + 2H2O(l)
larut
larut
c.
Pembentukan
senyawa kompleks
Contoh
: Kelarutan AgCl(s) dalam NH4OH lebih besar daripada AgCl dalam air.
AgCl(s) + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2Cl(aq) + H2O(l)
larut
AgCl(s) + NH4OH(aq) → Ag(NH3)2Cl(aq) + H2O(l)
larut
G. Reaksi Pengendapan
Kita dapat mengeluarkan suatu ion dari
larutannya melalui reaksi pengendapan. Misalnya, ion kalsium (Ca2+)
dalam air sadah dapat dikeluarkan dengan menambahkan larutan Na2CO3.
Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung dengan ion karbonat (CO32-)
membentuk CaCO3, suatu garam yang sukar larut, sehingga mengendap.
Contoh lainnya yaitu mengendapkan ion Cl-
dari air laut dengan menambahkan larutan perak nitrat (AgNO3). Ion
Cl- akan bergabung dengan on Ag+ membentuk AgCl yang
sukar larut.
Sekarang marilah kita perhatikan secara
lebih seksama proses terjadinya endapan AgCl ketika larutan yang mengandung ion
Cl- ditetesi dengan larutan Ag+. Apakah endapan AgCl
terbentuk begitu ada ion Ag+ memasuki larutan? Kita ingat kembali
bahwa AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Artinya, ion Ag+ dan ion Cl- dapat berada bersama-sama
dalam larutan hingga larutan jenuh, yaitu sampai hasil kali [Ag+][Cl-]
sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambhan ion Ag+ dilanjutkan,
sehingga hasil kali [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl, maka
kelebihan ion Ag+ dan ion Cl- akan bergabung membentuk
endapan AgCl. Jadi, pada penambahan larutan Ag+ ke dalam larutan Cl-
dapat terjadi tiga hal sebagai berikut.
Jika [Ag+][Cl-] <
Ksp AgCl, larutan belum jenuh
Jika [Ag+][Cl-] = Ksp
AgCl, larutan belum jenuh
Jika [Ag+][Cl-] >
Ksp AgCl, larutan belum jenuh
Sebagaimana telah dipelajari ketika
membahas kesetimbangan kimia, hasil kali konsentrasi kita sebut sebagai Qc.
Jadi, secara umum apakah keadaan suatu larutan belum jenuh, jenuh atau terjadi
pengendapan, dapat ditentukan dengan memerikas nilai Qc-nya dengan ketentuan
sebagai berikut :
Jika Qc < Ksp,
larutan belum jenuh.
Jika Qc = Ksp,
larutan belum jenuh.
Jika Qc > Ksp,
larutan belum jenuh.
H. Prinsip – Prinsip Kelarutan dalam
Kehidupan Sehari-hari
Prinsip kelarutan banyak digunakan untuk
membantu kehidupan manusia. Berikut akan dipaparkan beberapa contoh prinsip
kelarutan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Pembuatan Garam Dapur (NaCl)
Garam dapur yang dibuat dari air laut menggunakan
prinsip pnguapan untuk mendapatkan kristal NaCl. Akan tetapi, ternyata dalam
air laut terkandung puluhan senyawa lain, seperti MgCl2 dan CaCl2.
Untuk memurnikan garam dapur maka dilakukan pemisahan zat-zat pengganggu
tersebut berdasarkan prinsip pengendapan. Adapun reaksi yang biasanya dilakukan
adalah
CaCl2(aq) + Na2CO3(aq)
→ CaCO3(s) + 2 NaCl(aq)
Endapan CaCO3 yang berwarna putih
segera dipisahkan dan akan diperoleh NaCl yang murni.
MgCl2(aq) + 2NaOH(aq) → Mg(OH)2(s)
+ 2NaCl(aq)
MgCl2 direaksikan dengan basa kuat
natrium hidroksida menghasilkan endapan putih Mg(OH)2 yang tidak
larut, sehingga diperoleh NaCl yang murni.
2. Industri Fotografi
Negatif film yang nantinya akan dicetak menjadi
foto terdiri dari lapisan tipis kalsium iodida yang merekat. Sebelum dicetak,
negatif film ini dicelupkan dalam larutan perak nitrat untuk membentuk perak
iodida yang sensitif terhadap cahaya. Bila cahaya jatuh pada film selama proses
pencetakan, molekul-molekul perak iodida akan diaktifkan oleh energi dari
cahaya. Film itu kemudian dicuci dengan mencelupkannya dalam sebuah larutan yang
mampu mengganti garam perak yang aktif menjadi partikel-partikel logam perak
sehingga tampak benar-benar hitam. Objek yang merfleksikan paling banyak cahaya
pada piring tampak sebagai daerah gelap dalam negatif, sedangkan objek-objek
yang tidak merefleksikan cahaya tampak transparan.
Pada proses pencetakan, cahaya disinarkan melalui
negatif kaca pada kertas yang dilapisi bahan kimia lain seperti perak klorda.
Di tempat negatif gelap, tidak ada cahaya yang menjangkau kertas itu dan garam
perak tidak aktif, sedangkan di tempat negatif transparan, cahaya mengaktifkan
garam perak. Bila kertas dicuci dan diatur dengan bahan-bahan kimia yang lebih
banyak, daerah-daerah gelap menjadi terang, dan daerah transparan menjadi
gelap.
3. Penghilangan Kesadahan
Air sadah sangat mengganggu kehidupan kita. Air
sadah akan mengurangi daya pembersih dari deterjen, karena Ca2+ yang
terkandung dalam air sadah akan bereaksi membentuk garam yang sukar larut.
Selain itu, air sadah juga dapat membuat peralatan masak menjadi berkerak. Air
sadah adalah air yang mengandung ion Mg2+ dan Ca2+ yang
cukup tinggi. Selain itu, mengandung anion HCO3-. Untuk mengatasi
kesadahan biasanya ditambahkan garam yang mengandung ion karbonat (CO32+)
dan ion bikarbonat (HCO3-). Penambahan ion-ion tersebut akan
mengakibatkan Ca2+ akan mengendap sebagai CaCO3, dan air
pun dapat digunakan dengan baik tanpa gangguan.
Soal –Soal Buffer
1.
Larutan penyangga dapat dibuat dengan mencampurkan….
a. Asam nitrat dengan Na-asetat
b. Asam nitrat dengan Na-nitrat
c. Asam fosfat dengan Na-asetat
d. Asam asetat dengan Na-asetat
e. Asam nitrat dengan Na – Fosfat
a. Asam nitrat dengan Na-asetat
b. Asam nitrat dengan Na-nitrat
c. Asam fosfat dengan Na-asetat
d. Asam asetat dengan Na-asetat
e. Asam nitrat dengan Na – Fosfat
2.
Campuran di bawah ini yang menghasilkan system Buffer adalah….
a. 50 ml NaOH 0,02 M + 50 ml H2SO4 0,02 M
b. 50 ml naOH 0,01 M + 50 ml CH3COOH 0,01 M
c. 50 ml NH4OH 0,02 M + 50 ml HCl 0,02 M
d. 50 ml NaOH 0,04 M + 50 ml HCl 0,02 M
e. 50 ml NH4OH 0,02 M + 50 ml HCl 0,04 M
a. 50 ml NaOH 0,02 M + 50 ml H2SO4 0,02 M
b. 50 ml naOH 0,01 M + 50 ml CH3COOH 0,01 M
c. 50 ml NH4OH 0,02 M + 50 ml HCl 0,02 M
d. 50 ml NaOH 0,04 M + 50 ml HCl 0,02 M
e. 50 ml NH4OH 0,02 M + 50 ml HCl 0,04 M
3.
Pada 1 liter larutan asam lemah HA 0,3 M ( Ka = 2. 10
-5 ) di tambah 0,2 mol NaOH padat, pH campuran menjadi….
a. 3-log 2
b. 4
c. 5
d. 6
e. 5-log 2
a. 3-log 2
b. 4
c. 5
d. 6
e. 5-log 2
4.
Diketahui pH buffer
adalah 5, maka ke dalam 40 ml larutan 0,1 M asam asetat ( Ka = 10-
5 ) harus di tambah larutan NaOH 0,2 M sebanyak…….
a. 10 ml
b. 20 ml
c. 30 ml
d. 40 ml
e. 50 ml
a. 10 ml
b. 20 ml
c. 30 ml
d. 40 ml
e. 50 ml
5.
Bila 0,05 mol asam asetat ( ka = 2.10-5 ) dengan 0,10
mol NaOH dilarutkandalam air, sehingga di peroleh larutan penyangga dengan
volume 1 liter maka pH larutan penyangga tersebut adalah …….
a. 4
b. 5
c. 6
d. 5 + log 2
e. 5-log 3
a. 4
b. 5
c. 6
d. 5 + log 2
e. 5-log 3
6.
Suatu larutan penyangga terdiri dari cmpuran larutan CH3COOH
0,01 M ( ka = 10-5 ) dan CH3COONa 0,1 M mempunyai pH sebesar 6.
Perbandingan volume CH3COOH : CH3COONa adalah…..
a. 1 :1
b. 1 : 10
c. 10 : 1
d. 1 : 100
e. 100 : 1
a. 1 :1
b. 1 : 10
c. 10 : 1
d. 1 : 100
e. 100 : 1
7.
Untuk membuat larutan penyangga dengan pH =9 , maka 60 ml
larutan amoniak ( NH3 ) 0,1 M Kb = 10-5 harus di tambahkan larutan HCl 0,2 M
sebanyak….
a. 5 ml
b. 10 ml
c. 15 ml
d. 20 ml
e. 25 ml
a. 5 ml
b. 10 ml
c. 15 ml
d. 20 ml
e. 25 ml
8.
pH larutan penyangga adalah 4, ke dalam 100 ml larutan CH3COOH
0,5 M ( ka = 10 -5 ) harus ditambah larutan CH3COONa 0,5 M sebanyak…..
a. 100 ml
b. 50 ml
c. 10 ml
d. 5 ml
e. 1 ml
a. 100 ml
b. 50 ml
c. 10 ml
d. 5 ml
e. 1 ml
9.
Ke dalam larutan asam
lemah HX di tanbahkan padatan garam MX2 sehingga konsentrasi HX menjadi 0,2 M
dan konsenyrasi MX2 0,1 M bila Ka HX = 10 -5, maka pH larutan campuran
adalah….
a. 5
b. 5-log 2
c. 6
d. 6-log2
e. 9
a. 5
b. 5-log 2
c. 6
d. 6-log2
e. 9
10.
Campuran larutan berikut ini yang membentuk larutan penyangga
adalah …
a. 50 ml NaOH 0,2 M dan 50 ml CH3COOH 0,1 M
b. 35 ml NaOH 0,2 M dan 70 ml HCl 0,1 M
c. 40 ml NaOH 0,2 M dan 60 ml HCl 0,1 M
d. 50 ml NaOH 0,1 M dan 50 ml CH3COOH 0,2 M
e. 50 ml NH4OH 0,02 M dan 70 ml CH3COOH 0,01 M
a. 50 ml NaOH 0,2 M dan 50 ml CH3COOH 0,1 M
b. 35 ml NaOH 0,2 M dan 70 ml HCl 0,1 M
c. 40 ml NaOH 0,2 M dan 60 ml HCl 0,1 M
d. 50 ml NaOH 0,1 M dan 50 ml CH3COOH 0,2 M
e. 50 ml NH4OH 0,02 M dan 70 ml CH3COOH 0,01 M
BUFFER (Larutan Penyangga)
A.
Pengertian
Buffer
Larutan
buffer atau penyangga adalah larutan yang dapat menahan pH tersebut atau tidak
berubah meski ditambah sedikit asam atau sedikit basa atau juga diencerkan.
Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa. Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH
< 7) sedangkan larutan penyangga basa mempertahankan pH pada daerah basa (pH
> 7).
B.
Jenis
– Jenis Buffer
1. Larutan
penyangga asam
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A-). Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu:
Larutan penyangga asam mengandung suatu asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A-). Larutan seperti ini dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu:
a.
Mencampurkan
asam lemah (HA) dengan garam LA menghasilkan ion A- yang merupakan basa
konjugasi dari asam (HA) dan basa konjugasinya (ion A־).
Contoh :
1) Larutan CH3COOH + larutan NaHCO3 (komponen penyangga CH3COOH dan CH3COO-).
2) Larutan H2CO3 + larutan NaHCO3 (komponen penyangga H2CO3 dan HCO3-).
1) Larutan CH3COOH + larutan NaHCO3 (komponen penyangga CH3COOH dan CH3COO-).
2) Larutan H2CO3 + larutan NaHCO3 (komponen penyangga H2CO3 dan HCO3-).
b.
Mencampurkan
suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemah dicampurkan dalam
jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa
konjugasi dan asam lemah yang bersangkutan (Purba, 2007).
2.
Larutan penyangga basa
Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+). Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam, yaitu :
Larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH+). Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara yang serupa dengan pembuatan larutan penyangga asam, yaitu :
a.
Mencampurkan
suatu basa lemah dengan garamnya. Contoh : Larutan NH3 + larutan NH4Cl
(komponen penyangganya NH3 dan NH4+).
b.
Mencampurkan
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebihan.
C.
Cara
Kerja Buffer
Larutan penyangga mengandung sesuatu yang akan menghilangkan
ion hidrogen atau ion hidroksida yang mana anda mungkin menambahkannya –
sebaliknya akan merubah pH. Larutan penyangga yang bersifat asam dan basa
mencapai kondisi ini melalui cara yang berbeda.
a. Larutan penyangga yang bersifat asam
Kita akan mengambil campuran asam etanoat dan natrium etanoat
sebagai contoh yang khas.Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:
Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri.
o
Penambahan asam pada larutan
penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion
hidrogen yang baru sebaliknya pH akan turun dengan mencolok sekali.Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.
Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun.
o
Penambahan basa pada larutan
penyangga yang bersifat asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga
menghilangkan ion hidroksida tersebut.Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat
Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen
Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingkat yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.
b. Larutan penyangga yang bersifat basa
Kita akan menganbil campuran larutan amonia dan amonium
klorida sebagai contoh yang khas.Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:
Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
o
Penambahan asam pada larutan
penyangga yang bersifat basa
Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion
hidrogen yang anda tambahkan.Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifat asam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida
Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan air.
Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama hal itu terjadi, ujung kesetimbangan menggantikan ion hidroksida. Hal ini terus terjadi sampai sebagian besar ion hidrogen dihilangkan.
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidrogen dihilangkan – hanya sebagian besar.
o
Penambahan basa pada larutan
penyangga yang bersifat basa
Ion hidroksida dari alkali dihilangkan melali reaksi yang
sederhana dengan ion amonium.Karena amonia yang terbentuk merupakan basa lemah, amonia akan bereaksi dengan air – dan karena itu reaksi sedikit reversibel. Hal ini berarti bahwa, sekali lagi, sebagian besar (tetapi tidak semuanya) ion hidrogen dihilangkan dari larutan.
c.
Menghitung
pH larutan penyangga
· pH larutan buffer asam dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
Ka = tetapan ionisasi asam
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi (garam)
· pH larutan buffer basa dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ka = tetapan ionisasi asam
a = jumlah mol asam lemah
g = jumlah mol basa konjugasi (garam)
· pH larutan buffer basa dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan:
Kb = tetapan ionisasi basa
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi (garam)
Kb = tetapan ionisasi basa
b = jumlah mol basa lemah
g = jumlah mol asam konjugasi (garam)
4. Pengaruh
Penambahan Sedikit Asam/Basa pada Buffer
Contoh:
Hitung nilai pH
dari campuran 500 ml CH3COOH 0,1 M dengan 500 ml CH3COONa
0,1M!
Jawab:
n CH3COOH
= 0,5 liter x 0,1M = 0,05 mol
n CH3COONa
= 0,5 liter x 0,1M = 0,05 mol
Jika pada
campuran ditambah 5 ml CH3COOH0,1M, maka berapakah nilai pH larutan
tersebut?
Jika
padacampuran ditambah 5ml NH4OH 0,1M, maka NH4OH akan
bereaksi dengan CH3COOH.
n NH4OH
=0,005 x 0,1 = 0,0005 mol
n CH3COOH
sisa = mol semula – mol NH4OH
= 0,05 -0,0005
= 0,0495 mol
4. Fungsi
Larutan Penyangga
a. Larutan Penyangga Asam Karbonat Bikarbonat
dalam Darah
Proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh dapat menghasilkan beberapa zat kimia seperti karbondioksida dan ion hidrogen. Dalam hal ini, keberadaan zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan pH darah turun atau naik. Jika pH darah sangat rendah, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan jika pH darah sangat tinggi, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan alkalosis. Larutan penyangga yang paling penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah adalah sistem penyangga asam karbonat bikarbonat. Dua buah reaksi kesetimbangan penyangga asam karbonat bikarbonat tersebut dituliskan sebagai berikut :
Bukan reaksi asam basa
H3O+(aq) + HCO3-(aq) →H2CO3(aq)
Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam mempertahankan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam darah yaitu sebesar 20:1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah. Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah, maka ion H+ dari asam tersebut segera bereaksi dengan ion karbonat (HCO3-) dalam darah yang menghasilkan asam karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H2CO3 (aq) → HCO3(aq) + H + (aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru. Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat (H2CO3) dalam darah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)
Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2 disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
b. Larutan Penyangga Fosfat dalam Darah
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4- ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 32- ).
Proses-proses kimia yang terjadi dalam tubuh dapat menghasilkan beberapa zat kimia seperti karbondioksida dan ion hidrogen. Dalam hal ini, keberadaan zat-zat kimia tersebut dapat menyebabkan pH darah turun atau naik. Jika pH darah sangat rendah, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan asidosis, sedangkan jika pH darah sangat tinggi, maka kondisi pada saat tersebut dikenal dengan alkalosis. Larutan penyangga yang paling penting untuk mempertahankan keseimbangan asam basa dalam darah adalah sistem penyangga asam karbonat bikarbonat. Dua buah reaksi kesetimbangan penyangga asam karbonat bikarbonat tersebut dituliskan sebagai berikut :
Bukan reaksi asam basa
H3O+(aq) + HCO3-(aq) →H2CO3(aq)
Asam karbonat (H2CO3) merupakan asam dan air merupakan basa. Basa konjugasi untuk H2CO3 adalah HCO3- (ion karbonat). Asam karbonat juga terurai dengan cepat untuk menghasilkan air dan karbondioksida. Meskipun kesetimbangan antara gas CO2 dengan asam karbonat bukan merupakan reaksi asam basa, tetapi reaksi ini berperan dalam mempertahankan konsentrasi H2CO3 dengan konsentrasi HCO3- dalam darah yaitu sebesar 20:1. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi oleh keseimbangan kelarutan gas CO2 dari paru-paru dengan gas CO2 yang terlarut dalam darah. Ketika suatu senyawa asam dimasukkan ke dalam darah, maka ion H+ dari asam tersebut segera bereaksi dengan ion karbonat (HCO3-) dalam darah yang menghasilkan asam karbonat menurut reaksi sebagai berikut:
H2CO3 (aq) → HCO3(aq) + H + (aq)
Jika dalam darah banyak terlarut H2CO3, maka pH darah menjadi lebih rendah, sehingga H2CO3 segera terurai menjadi air dan CO2, dimana gas CO2 ini dibuang ke paru-paru. Akibatnya pH darah relatif tetap. Akan tetapi, ketika suatu asam basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion OH- dari basa tersebut segera bereaksi dengan asam karbonat (H2CO3) dalam darah yang menghasilkan ion bikarbonat dan air menurut reaksi sebagai berikut :
OH-(aq) + H2CO3(aq) → HCO3-(aq) + H2O(l)
Akibatnya, asam karbonat dalam darah berkurang dan untuk menggantinya, gas CO2 disuplai dari paru-paru ke dalam darah.
b. Larutan Penyangga Fosfat dalam Darah
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H 2 PO 4- ) dengan monohidrogen fosfat (HPO 32- ).
H 2 PO 4-(aq)
+ H +(aq) --> H 2 PO 4(aq)
H 2 PO 4 - (aq)
+ OH -(aq) --> HPO 42-(aq))
+ H 2 O (aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah
7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat penting untuk
larutan penyangga urin.
Larutan
penyangga fosfat terdiri dari asam fosfat (H3PO4) dalam kesetimbangan dengan
ion dihidrogen fosfat (H2PO4-) dan H+. Larutan penyangga fosfat ini hanya
berperan kecil dalam darah, hal ini karena H3PO4 dan H2PO4- ditemukan dalam
konsentrasi yang sangat rendah dalam darah.
c. Larutan Penyangga Hemoglobin dalam Darah
Pada darah, terdapat hemoglobin yang dapat
mengikat oksigen untuk selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Reaksi
kesetimbangan dari larutan penyangga oksi hemoglobin adalah:
HHb + O 2 (g) « HbO 2-
+ H +
Asam hemoglobin
ion aksi hemoglobin
Keberadaan oksigen pada reaksi di atas dapat
memengaruhi konsentrasi ion H +, sehingga pH darah juga dipengaruhi
olehnya. Pada reaksi di atas O 2 bersifat basa. Hemoglobin yang
telah melepaskan O 2 dapat mengikat H + dan membentuk
asam hemoglobin. Sehingga ion H + yang dilepaskan pada peruraian H
2 CO 3 merupakan asam yang diproduksi oleh CO 2
yang terlarut dalam air saat metabolisme.
Hemoglobin juga
bertindak sebagai penyangga pH dalam darah. Hal ini karena protein hemoglobin
dapat secara bergantian mengikat H+ (pada protein) maupun O2 (pada Fe dari
“gugus heme”), tetapi ketika salah satu dari zat tersebut diikat, maka zat yang
lain dilepaskan. Hemoglobin membantu mengontrol pH darah dengan mengikat
beberapa proton berlebih yang dihasilkan dalam otot. Pada saat yang sama,
molekul oksigen dilepaskan untuk digunakan oleh otot tersebut.
d. Air Ludah
sebagai Larutan Penyangga
Gigi dapat larut jika dimasukkan pada larutan
asam yang kuat. Email gigi yang rusak dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam
gigi. Air ludah dapat mempertahankan pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur
mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam yang terbentuk
dari fermentasi sisa-sisa makanan.
e. Menjaga
keseimbangan pH tanaman.
Suatu metode penanaman dengan media selain
tanah, biasanya ikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan mendium air yang
berisi zat hara, disebut dengan hidroponik . Setiap tanaman memiliki pH
tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan larutan
penyangga agar pH dapat dijaga.
f. Larutan
Penyangga pada Obat-Obatan
Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama
dari tablet aspirin, merupakan obat penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada
aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
mengakibakan pembentukan hormon, untuk merangsang penggumpalan darah,
terhambat; sehingga pendarahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, pada aspirin
ditambahkan MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.